Stop Diskriminasi Wanita - HMI Koordinator Komisariat Universitas Negeri Malang

HMI Koordinator Komisariat Universitas Negeri Malang

Website Resmi HMI Cabang Malang Koordinator Komisariat UM

Breaking

Senin, 03 Agustus 2020

Stop Diskriminasi Wanita

 


Hari yang diperingati setiap 8 Maret ini tidak luput dari kata Emansipasi Wanita. Apa sih yang perlu diketahui tentang Emansipasi? Apa sih yang harus kita lakukan sebagai seorang wanita yang hidup di zaman modern ini agar kita bisa maju dan berkembang?

Menurut pandangan saya, emansipasi itu merupakan sebuah kata yang merujuk pada Pembebasan dan persamaan segala hal dalam kehidupan masyarakat. Miris rasanya melihat banyak wanita yang belum mengalami perkembangan pemikiran untuk lebih maju dan berkembang. Masih banyak wanita yang menganggap bahwa Pendidikan itu tidak penting, masih banyak yang menganggap bahwa semua wanita dilahirkan hanya untuk mengikuti apa kehendak dari suaminya kelak. Namun, tidak banyak juga wanita yang menganggap bahwa seorang wanita hanya butuh Cantik saja untuk bisa memikat hati seorang lelaki. Kesempatan itu semua dimanfaatkan oleh para lelaki diluar sana agar mendapatkan hak yang lebih dari wanita. Contohnya dalam bidang politik, wanita dianggap tidak tahu-menahu tentang politik di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri para pemimpin dan pejabat mayoritas dari kalangan lelaki dan kaum wanita hanya menjadi kaum minoritas saja. Wanita dianggap lemah, wanita dianggap tidak bisa memimpin, wanita selalu dientengkan kemampuannya. Darimana anggapan-anggapan itu semua berasal? Tentu saja dari kita sendiri sebagai seorang wanita, masih banyak wanita yang berpendidikan rendah, padahal wanita perlu berpendidikan tinggi sekalipun Ia tidak bekerja kelak, wanitalah yang akan melahirkan generasi-generasi penerus bangsa, sudah terlihat jelas dari sini peran wanita yang jauh lebih dominan daripada lelaki. Lantas, mengapa masih banyak wanita yang tidak memperdulikan hal itu? Padahal wanitalah yang akan mengajari anak-anaknya kelak, bahkan akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Seorang anak yang lahir dari wanita berpendidikan tinggi akan jauh lebih berbeda dari anak yang lahir dari wanita yang berpendidikan biasa saja bahkan tidak memperdulikan akan pentingnya pendidikan. Tidak hanya itu, kita sudah hidup di era modern, masihkah kita akan menjadi kaum yang terbelakang? Mengingat perjuangan RA. Kartini yang pertama kali mencetuskan Emansipasi Wanita di Indonesia. Tidak malukah kita yang sudah hidup di zaman yang sudah sangat sangat jauh lebih maju dari masa RA. Kartini dulu tetapi semangat juang kita untuk memperjuangkan emansipasi wanita tersebut sangatlah rendah? Pendidikan tidak hanya sebuah formalitas saja, para wanita menganggap gelar tidaklah penting, ya memang gelar tidaklah penting, yang penting adalah ilmu apa yang kita dapatkan dan proses untuk mendapatkan gelar tersebut.

Wanita tidak hanya perlu cantik, cantik itu relatif. Tidak sedikit lelaki yang menganggap wanita pintar itu cantik, wanita yang kuat itu cantik, wanita pekerja keras itu cantik. Hanya saja anggapan wanita itu sendiri yang selalu mengedepankan kecantikan fisik sebagai prioritas utama. Kecantikan fisik bisa diperoleh dengan mudah di era modern ini. Tetapi permasalahannya disini, masih banyak juga wanita yang tidak mengedepankan akhlak serta moral mereka. Kini sudah tahun 2019, sudah tahun dimana kita sebagai seorang wanita perlu memperluas lagi pandangan kita tentang itu semua, tidak hanya mengerucut sebatas kecantikan fisik saja, tetapi harus diimbangi dengan moral, pendidikan yang cukup, serta ketangguhan hati. Jangan sampai diskriminasi wanita tetap merajalela di Indonesia ini, negara ini terlalu sempit bagi kita yang tidak bisa berperan dalam memajukan bangsa. Wanita di tahun 2019 ini tidak hanya harus cantik, tetapi harus kreatif dan inovatif untuk dapat disegani oleh para lelaki diluar sana. Janganlah menjadi wanita yang hanya mengaharap belas kasihan dari lelaki, jangan hanya menjadi wanita yang menadah tangan pada lelaki. Kita sebagai seorang wanita harus bisa Mandiri, harus bisa mengimbangi perbedaan antara lelaki dan wanita yang sudah lama menjadi permasalahan di negara ini. Wanita juga perlu memahami peran dan posisinya dalam bermasyarakat, jangan menjadi seseorang yang apatis terhadap keadaan lingkungan masyarakat, jangan enggan untuk mencari tahu tentang kejadian serta fenomena sosial yang sedang terjadi. Kita harus berperan aktif dalam masyarakat agar derajat wanita tidak dikesampingkan lagi karena kita memiliki hak yang sama dalam peranannya di masyarakat.

Mulai saat ini, jadilah wanita yang berpikiran luas, jadilah wanita yang mandiri, karena emansipasi wanita yang sesungguhnya adalah wanita yang dapat hidup mandiri tanpa menggantungkan diri pada lelaki, wanita harus menduduki posisi yang sama dan setara dengan lelaki entah dalam bidang pendidikan, politik, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Jika semua wanita di Indonesia menyadari akan pentingnya itu semua, maka diskriminasi wanita akan berkurang dan terhapuskan dengan sendirinya. Mulailah menjadi wanita yang memiliki wawasan seluas mungkin dengan menyesuaikan dengan perkembangan zaman di era modern ini. Semua wanita berhak berpendidikan tinggi, berhak menduduki posisi dalam politik, berhak dalam berargumen dan menyampaikan pendapat, serta berhak mendapat perlakuan yang sama seperti lelaki. Sadarlah akan peran wanita yang begitu besar jika kita sebagai seorang wanita tangguh bisa menjadi agen perubahan di negara ini.

#stopdiskriminasiwanita
#HariWanitaInternasional2019

Oleh: Yunda Refni Adesia Kader HMI Wati MIPA UM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar