HMI ?
Sebuah organisasi mahasiswa ekstra kampus yang didirikan sejak 5 februari 1947. Organisasi ektra kampus HMI tidak bisa diangap remeh, perjalanan yang panjang selama berdiri hingga sekarang telah mewarnai dinamika kampus hingga pemerintahan. Peran perjuangan HMI dalam membantu pemerintah untuk menjaga ideologi dan nilai nilai pancasila dari pengkhianatan PKI hingga bergelut dalam pusaran Reformasi 1998.
HMI dikenal sebagai salah satu organisasi yang mengedepankan diskusi sebelum bertindak, hal inilah yang menjadi ciri khas HMI dan kader-kader nya untuk dikenal sebagai cakrawala yang berjalan. Sebab, diskusi yang diangkat tak hanya sebatas mendiskusikan berdasarkan pendapat pribadi, melainkan referensi buku, jurnal dan bahan bacaan lain nya salah satu bahan nya. itulah sebabnya, dalam HMI perdebatan adalah hal yang wajar. Konsep ini seakan telah mengajarkan kader-kadernya berhasil untuk memahami kebebasan berpendapat.
Tapi, coba kita telisik lebih jauh mengenai diskusi di spesifik pada pelaksanaanya. jika kita lihat, diskusi-diskusi di hmi lebih dilakukan dengan formal di sekretarat atau bahkan diwarung kopi. sakan tetapi, pandemi telah membuat hambatan jika dipaksakan untuk melakuakn diskusi disekretariat dan warung kopi.
Realita yang terjadi saat ini, kader HMI sulit datang ke komisariat dengan berbagai permasalahan yang ada pada setiap kader itu sendiri, dari sibuk mengerjakan tugas hingga tidak adanya teman yang bisa diajak diskusi jika datang ke sekreatriat. selain itu, warung kopi yang seharusnya menjadi tempat untuk ngobrol santai sesama kader justru hari ini digunakan untuk bermain game online. Saya berasumsi, realita ini tidak hanya dirasakan oleh hmi, mungkin orgasnisasi yang senada juga mengalami kendala yang sama dalam proses perkaderan.
Disaat menurun ruang diskusi, dan banyaknya kader yang lebih fokus pada permainan game online justru dijadikan sebuah penguat alasan jika hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengkader dan mengembangakan diri kader. Terkadang, saya merasa bingung dengan statment yang tak berdasar itu. ada beberapa hal yang membuat saya kurang sepakat dengan statment tersebut. Bukan karena saya tidak suka dengan game, tapi konsep perkaderan harus mempunyai ukuran yang terukur sehingga kita dapat menyimpulkan kualitas yang dimilki oleh kader tersebut. Seharusnya, tidak hanya seabatas perainan, akan tetapi harus ada prestasi game yang di dapatkan,melalui e-sport yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiwa maupaun pemerintah. Tapi, pada faktanya apakah hal tersebut berjalan demikian ?
Kembali pada pokok pembahsan utama yang kita bahas, melihat realita yang terjadi maka perlu adanya konsep baru dan metode pendekatan yang menjadi terobosan untuk menjadikan HMI sebagai tempat berkumpulnya orang - orang inspiratif, inovatif, bermanfaat untuk kemajuan masyarakat adil dan makmur. Ada beberapa pendapat saya yang memang bisa juga dijadikan salah satu bahan kajian untuk dikembangkan oleh kader HMI dimanapun sebagai solusi era digital adalah peluang bagi masa depan HMI.
1. Memanfaatkan media sosial sebagai pusat informasi yang dapat diakses oleh khalyak umum.
2. Memaksimalkan Peran dan Fungsi Lembaga Profesi untuk bisa menjadi lembaga yang memang bisa memaksimalkan pengembangan skill dan validitas keprofesian kader HMI yang diakui.
3. Pada Tingkatan komisariat, alangkah baiknya. kader harus diberikan pilihan untuk menjadi pengurus atau pengembangan skill.
4. Menambahkan pada poin ke 3, pada tataran komisariat alangkah baiknya dibentuk komunitas komisarat yang mana komunitas ini dimaksudkan sebagai sarana pengembangan diri kader hmi yangingin fokus pada skill.
5. Menambahkan maksud poin 4, dimana komunitas bukanlah lembaga profesi, sehingga tidak memilki kepengurusan pada komunitas tersebut. selain itu, program kerja komunitas ini merupakan program kepengurusan hmi ditingkat komisariat.
6. Maksud poin 5 yaitu, penanggung jawab komunitas adalah Pengurus HMI Komisariat yang disesuikan dengan fungsi dan peran bidang.
7. Memasifkan kegiatan yang melibatkan banyak hal.
8. Memilki sarana dan prasarana yang memadai, diantaranya website resmi, rekening resmi.
9. Memanfaatkan Media sebagai sarana berdiskusi maupun sarana pengemabnagan diri.
10. Tidak memutus tali silaturahmi dengan alumni.
10 pendapat ini pastinya perlu ditambahkan dan dikembangkan lebih jauh oleh kader HMI sekalian, agar kita bersama-sama merawat HMI dimanapun dan kapanpun.
Ahmad Najmi Faris,S.Si
Ketua Umum HMI Koordinator Komisariat UM 2019-2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar